BORCEH(Borneo Aceh)

F 1   B O R C E H   (  B O R N E O  A C E H  )

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Pada ulasan terdahulu yang tentang murai kawin silang.
Saya sudah sedikit memaparkan tentang apa itu murai BORDAN ( hasil perkawinan silang antara murai BORNEO dengan murai MEDAN )
Maka untuk kali ini saya akan mengulas sedikit tentang murai BORCEH milik saya.

Dan sebelum memulaikan ulasan ini ,
Saya mohon maaf bila apa yang saya tulis kali ini ga sependapat dengan pengetahuan dulur2 semua tentang hasil persilangan murai.

Karena sesungguh nya saya pun sampai saat ini masih dalam tahap belajar memahami.

Dan tolong jangan jadikan kolom komentar ulasan saya kali ini sebagai ajang debat pendapat.

Jadi kalo dulur merasa lebih tau dari apa yang saya ketahui saat ini ,
ya monggo anda bikin ulasan sendiri ,
Sekadar buat pembuktian bahwa pendapat anda itu lebih benar adanya.

SALAM DAMAI.. (☺)

Hasil silang Borneo Aceh(Borceh)

#CEKIDHOOOOTTTTTT

MURAI BORCEH Ini adalah salah satu hasil dari penyelewengan  GEN galur murni.
Atas keisengan para peternak yang mengekspektasikan hasil akhir yang berbeda  dari yang seharusnya / sewajarnya ,
Dengan tujuan sebagai KONSUMSI LOMBA ,
Baik dari segi penampilan ,
Body ,
Gaya bermain ,
Karakter suara ,
Volume ,
Warna bulu marking ,
Dan terlebih adalah mental bertarungnya.

Murai ini adalah hasil awal ( F1 ) ,
Atas persilangan satu ras tapi beda endemik / asal wilayah…
Antara murai ;
– Jantan ACEH BLACK TAIL ( ekor hitam )
Yang disilangkan dengan ,
– Betina BORNEO murni yang asal kalimantan.

Jadi susah bisa dipastikan , bahwa kedua indukan yang akan tersilang adalah MURAI LOKAL asli indonesia.
Bukan murai IMPORT.

Biasanya , para pelomba ga akan memakai hasil persilangan F1 ini.
Karena gen gembung nya masih terlihat sangat jelas…
Tapi dari hasil F1 inilah para peternak iseng akan memulaikan lagi persilangannya ,
guna mendapatkan hasil akhir persilangan yang jauh lebih baik lagi.

” F2 “
( F2 = hasil dari perkawinan jantan F1 yang tersilang dengan murai betina non gembung yang asli lokal )
Akan jauh lebih baik hasilnya.
Dan sudah bisa jadi jagoan lomba meski belum sepenuhnya sempurna.

Tapi akan jauh lebih baik dan sempurna lagi bila yang akan dilombakan adalah hasil akhir ” F3 ” nya.
( F3 = hasil dari perkawinan jantan F2 yang tersilang dengan murai betina non gembung yang asli lokal )

Sekadar catatan ;
kelas lomba murai batu biasanya akan menganak tiri kan jenis burung murai gembung ,
meski sebenarnya mental tarung burung gembung asal kalimantan jauh lebih bermental fighter ketimbang burung murai non gembung , apalagi bila terbandingkan dengan fighter nya murai ekor putih non gembung asal import negara tetangga.

Dalam aturan ILMU BUKU para peneliti , maupun para mahasiswa yang mempelajari silsilah tentang GEN GALUR MURNI , perkawinan silang
Ini adalah satu hal yang TABU dilakukan ,
baik secara sengaja maupun tidak.
Karena pada dasarnya ini akan merusak kemurnian gen dari satu ras endemik aslinya.

Tapi inilah dunia breeding.
Segala upaya apapun akan peternak lakukan demi mendapatkan kepuasan dari hasil terbaik dan diinginkan oleh para pelomba.

Maka dari itu pernah saya jelaskan…
ILMU BUKU para peneliti , ga akan bisa disandingkan bareng dengan ILMU NEKAT nya para peternak.
Karena meski niat mereka SAMA ,
Tapi tujuan akhir nya BERBEDA.

Yang satu menginginkan keseimbangan dan kelestarian murai batu dialam , dan dilakukan secara alami.
Sedang ,
Yang satu nya menginginkan murai batu tetap ada di bumi indonesia , dan di bantu pantau kan perkembang biakannya di kandang ternak , dan itu yang membuat kami para peternak mempertahankan pendapat kami , bahwa murai batu itu ga langka seperti pernyataan ibu menteri dan para peneliti nya.

Karena murai batu konsumsi lomba yang para peternak hasilkan selama ini , sesungguhnya masih tetap hidup aman didalam pengawasan kasih sayang para peternak dan para pelomba…
Meskipun kini hidupnya terbatas oleh sisi sangkar harian…
dan bukan dihutan yang notabene sudah bukan habitat alaminya lagi.
Karena sejak dari telur , menetas , tumbuh besar dan dewasa selalu dekat dengan kehidupan manusia.
Bukan dihutan.

Dan bila dirunutkan dari silsilah indukan ternaknya ,
Sebetulnya murai batu hasil ternak ,
Bukan murai yang layak buat dilepas liarkan…
Karena sesungguhnya GEN nya sudah dimodifikasi oleh para peternak.

Karena ga menutup kemungkinan , para peternak yang ada saat ini secara ga sengaja mengawin silangkan murai lokal dengan murai import.
Atau mengawin silangkan murai lokal beda endemik / wilayah ( seperti saya ).
Meski masih banyak juga saya lihat dan ketahui , para peternak yang tetap menjaga gen galur murni endemiknya…
Tapi tetap aja lebih banyak peternak iseng nya.
Iya toh…????

Dan buat kita ketahui bersama…
syarat mutlak dan wajib buat pelepas liaran murai batu  atau jenis burung kicau lainnya adalah HARUS burung yang ber GALUR MURNI.

bila memang pihak pemerintah atau BKSDA kedapatan dengan sengaja melepas liarkan murai yang gen nya sudah termodifikasi dan bukan lagi galur murni ,
berarti merekalah yang sebenarnya ga mengerti tentang ALAM….
Bukan KITA….!!!!

SETUJU….????
Dan semoga bermanfaat..

Penulis Om Dheta Budi di MB Banjarnegara, semoga bisa menjadi pelajaran bersama..